Biasanya 1 Suro ini berbarengan dengan 1 Muharam pada kalender Hijriah atau Tahun Baru Islam. Seperti apa sejarah Malam 1 Suro? 1 Suro merupakan hari pertama pada kalender Jawa. Penanggalan Jawa ini dihitung berdasarkan penggabungan kalender Islam ( lunar), kalender Masehi (matahari) dan Hindu. Umumnya, peringatan 1 suro dilakukan pada malam
Namun biasanya, beda daerah beda penyambutannya. Berikut ini beberapa tradisi yang dilakukan orang Jawa pada malam 1 Suro: 1. Puasa. Puasa yang dilakukan ini biasanya dilakukan untuk menyambut malam 1 suro. Tujuannya untuk membersihkan diri dan mendapat keberkahan ditahun baru ini. 2.
Ini merupakan ijtihad penting yang dilakukan Sultan Agung, yang menjadi simbol asimilasi budaya Islam dan budaya Jawa. Kata suro tersebut berasal dari kata “asyura” dalam Bahasa Arab yang berarti “sepuluh”, yakni tanggal 10 bulan Muharram. Asyura dalam lidah masyarakat Jawa menjadi Suro. Jadilah kata Suro sebagai khasanah Islam-Jawa
Sebagaimana dicatat Muhammad Solikhin dalam Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010), kata “Suro” sendiri berasal dari bahasa Arab “Asyura” yang artinya sepuluh. Yang dimaksud dengan Asyura adalah hari ke sepuluh pada bulan Muharram.
Baca juga: Mengapa Malam Satu Suro Dianggap Keramat? Ini Penjelasannya . Terakhir, bulan Suro pada tanggal 11 dan 6 dianggap sebagai tanggal naas, sehingga dilarang menggelar hajatan. “Jadi, di dalam tradisi Jawa selain pada tanggal dan hari-hari tersebut di atas pada bulan Suro tetap boleh melakukan pernikahan,” kata Bani.
Oleh karena itu, ada beberapa pantangan yang harus dihindari di malam 1 Suro, seperti: 1.Tidak keluar rumah tanpa keperluan penting, apalagi sampai tengah malam. 2.Tidak melakukan aktivitas yang
wGp2R. 197 344 19 238 77 309 111 285 463
kata kata jawa malam 1 suro